Cinta sebuah misteri tiada terjawab. Saat cinta datang rasanya seperti angur yang melegakan haus. Meresap didalam hati untuk sebuah kesempatan untuk memiliki suatu kebahagian. Cinta adalah ketulusan yang suci untuk dapat dimiliki setiap kita yang hidup di dunia ini. Setiap orang akan merasakan cinta walaupun sejahat apapun nuraninya. Karena cinta tidak memandang kelas,kasta,materi,fisik,kepercayaan dan masih banyak lagi hal yang mungkin dipikir membatasi sebuah cinta untuk datang dihati kita. Cinta seperti air mengalir, cinta juga membakar seperti api. Cinta tak mengenal langit ataupun bumi. Begitulah rasa yang Tuhan berikan, sungguh luarbiasa dan menakjubkan bagi semua yang merasakanya. Siapa sangka cinta memaksa ingin memiliki,berkorban,bersabar,ikhlas,setia,perhatian,pemahaman,pengertian hingga cinta tak harus memiliki dan hanya bisa berucap doa.
Cinta juga membawa aku merasakan getaran yang tidak bisa terhenti dan aku tak terkendalikan secara logika, apakah ini? Dan inilah yang dinamakan cinta yang tak butuh berbelit dengan alasan melainkan hanya butuh satu kesatuan dalam sebuah kejujuran. Cinta sungguh bermakna dalam setiap kehidupan kita sebagai insan yang merasa membutuhkan kelembutan. Mungkin semua orang sudah tak berpusing dengan pengertian, karena teori cinta sangatlah mudah. Tapi ketika kita merasakannya,semua berbeda seratus delapanpuluh derajat. Tak mudah berkata ikhlas saat cinta pergi, hati tak rela bila ditinggalkan. Hati tak sanggup bertahan bila sudah hancur. Rasanya mati tak dapat lagi mengirup udara, rusuk dada menusuk jauh kedalam. Luka merobek jiwa, semakin berlalu membunuh nadi-nadi darah, rasanya lemah tidak berdaya. Tuhan cinta apa ini? …..Tuhan berkata “ Tersenyumlah maka kau akan rasakan cinta yang sebenarnya, tataplah pasanganmu yang pergi ,ampuni dan doakan, saat dia membalas senyummu,rasakan dalam hatimu . Karena hati yang mencinta adalah penuh dengan kasih dan ketulusan yang benar-benar Aku berikan padamu”….aku yakin itulah perkataan Tuhan ,saat Ia berikan sebuah cinta untuk datang dalam hati setiap manusia saat mengalami kehancuran.
Hidup membawaku dalam banyak pelajaran, dari aku lahir hingga kini aku merasakan kedewasaan dalam usiaku yang sudah berkepala dua. Mengenal remaja,bandel,manja,selalu ingin tahu,serta perubahan-perubahan fisik yang mulai menujukan pribadiku sebagai seorang wanita. Dan yang paling dramatis adalah merasakan cinta untuk pertamakalinya begitu dasyat dan membawaku kedunia yang penuh dengan bunga-bunga yang menentramkan jiwa. Cinta indah bertabur macam rasa yang aku sendiri bingung mengartikannya. Mencintai,sayang dan kesetiaan yang pada akhirnya menjelma dalam dunia yang ingin aku pertahankan.
Hari-hariku terus melangkah dalam situasi yang tidak pasti. Menjadi gadis dewasa tak semudah yang aku pikirkan. Karena semua tidak hanya umur yang bertambah melainkan juga tanggung jawab yang semakin besar. Aku harus bisa menjadi yang diharapkan Tuhan dan orangtuaku, karena aku besar bertumbuh berkat mereka. Aku hanya ingin menjadikan diriku anak ,yang dapat membuat setiap orang disampingku tersenyum. Tapi kenapa aku sering berbuat salah hingga aku tidak sengaja menyakiti mereka?. Aku takut sakit, yang tak sadar menyakiti orang lain. Ya Tuhan , maafkan aku…………
Aku akan terus melangkah hingga semua akan disudahi oleh Tuhan. hidupku semakin akan bertambah rumit, aku tahu dan aku tak mau menyerah. Aku hanya ingin tak mengecewakan mereka semua. Hidupku hanya tak ingin menyakiti, aku memang tidak sempurna terlalu banyak hal yang aku lakukan dengan kebodohan. Tapi aku sungguh tak sengaja karena bukan itu maksudku, aku hanya ingin dipahami dan dimengerti. Aku selalu belajar untuk mengenal dan meyakini setiap orang yang berbuat baik padaku, tapi kenyataannya tak semuanya itu benar, terlalu banyak orang baik tapi ketulusan hatinya nol besar. Beginilah kehidupan yang sering membuatku bingung, saat aku yakin semua hanya bohong, saat aku tak yakin tanpa aku sadari tersimpan ketulusan yang penuh kasih. Hidup di dunia memang tak seindah kehidupan kekal suatu saat nanti. Aku mengerti langkah mana yang tepat, aku hanya bisa berdoa dan mengikuti arah waktu yang membawaku kedalam rencana Tuhan.
Waktu akan membawa suatu keajaiban kehidupan yang tak pernah kita ketahui, dunia yang terkadang sukar dimengerti dan harus dijalani. Kenyataan sangat berbeda dengan harapan. Terkadang semua baik tapi keburukan juga tak akan tinggal diam. Karena kehidupan ini merupakan ilham untuk mendapatkan rancangan Tuhan yang terindah. Harga waktu seperti kita tumbuh dari bayi hingga tua, dari benih menjadi sebuah pohon besar, dan dari langkah awal menuju titik akhir. Semua memiliki makna yang tak pernah bisa kita tebak oleh pikiran maupun hati. Karena segala masalah akan hadir begitu saja, untuk suatu kenyataan perjalanan setiap hidup kita. Kaki akan terus melangkah, bibir bertutur kata, tangan memberikan sentuhan, mata tak lelah memandang,telingga untuk mendengarkan rasa, dan nafas akan menjadikan sebuah kehidupan ini bermakna. Walau aku sadari hati tak akan selalu kuat melainkan akan sering rapuh.
Kini aku harus bisa menjalani semua tanpa bergantung kepada orang lain. Aku memang lemah, bohong bila aku kuat. Selama ini aku tumbuh menjadi seorang gadis penuh perjuangan dan banyak sekali masalah yang aku sendiri tak sanggup. Dan ini menandakan sebuah kelemahan yang aku rasakan. Kedewasaan tidak dinilai dari fisik maupun dari pikiran, aku rasa semua adalah dari hati. Dan disinilah pusat kelemahan sebagai seorang wanita. Aku pun merasakannya. Wanita dewasa adalah sanggup memberikan pengorbanan walau sebenarnya sangat sulit dan tidak mau. Tapi sebuah kehidupan kita adalah sebuah langkah untuk membuat suatu kebahagian hidup semua orang yang ada disekitar kita. Segala yang bernilai baik belum tentu baik, sebagai wanita kita harus menentukannya. Jangan tertipu dengan kata dan perbuatan yang hanya sekejap. Aku sungguh tak mengerti kenapa hidup ini harus berkorban dan harus mengalah. Terkadang aku marah dan aku juga tak sabar. Tapi disaat itulah aku menyesal dan merasa kecewa pada diriku. Aku tak boleh kalah dengan kehidupan ,aku harus sanggup menaklukannya dengan tidak menyerah dengan masalah. Tapi semuanya gak semudah yang terpikirkan, sungguh sulit dan aku merasa sering tak mampu.
Menjalani kisah demi kisah, melangkah terus melangkah. Semua terus akan berputar tanpa kita tahu semua akan berhenti. Menghayati suatu kehidupan akan menjadi makna, karena akan menjadi sebuah dasar untuk tidak merasa bosan. Tapi siapa sangka bila kita bisa mati karena kekuatan kita habis. Segala macam masalah menjadikan kita lebih berarti, tapi bagaimana saat kita terluka. Hidup tak lepas dari cinta dan saat datang memang menjadikan kita berbunga, tapi saat hilang dan pergi kita akan merasa hancur. Semua akan selalu berhubungan dengan erat. Tinggal kita sanggup atau tidak meneruskan langkah. Aku tahu diriku sendiri itu lemah tapi kenapa mereka yang mengenal aku tak berperasaan melukaiku. Kehidupan memang kejam, kelembutan sungguh mahal harganya. Semoga dimulai hari ini kehidupanku akan berubah menjadi lebih baik dan aku bisa kuat membawa diriku serta mereka yang setia menemaniku.
***
Aku seorang wanita, yang apa adanya dan tomboy. Hidup sederhana dan aku memang terlahir di dalam keluarga yang ekonominya pas-pasan. Panggil saja namaku dengan Olli, karena terlalu panjang kalau disebut semua Olina Renata. Aku lahir di desa dan bersekolah di kota. sekarang aku adalah mahasiswi jurusan informatika disalah satu universitas di jogja. Kehidupan di kota sangat berbeda dengan di desa. Semua serba cepat dan menuntut untuk tidak tergantung dengan orang lain. Aku yang biasanya apa-apa orangtua, kini harus berjalan sendiri. Yach…. Aku sudah dewasa, tapi kenapa rasanya masih kayak anak kecil. Aku memang udah 20 tahun, tapi orang kira aku masih kelas 1 sma. Aduh mukaku kug sih imut-imut ya…hahaha…lucu…kapan aku gede kalau kayak gini. Tapi aku merasa senang jalani semua ini. Menjadi anak kos yang yang sering sendirian. Dengan begini aku bisa hidup lebih mandiri. Walau kadang susah tapi aku tak pernah ingin mengeluh lagi, semua harus aku jalani dengan keterbiasaan.
Pagi ini aku harus ke kampus untuk jalani aktivitas sehari-hariku. Mendengar dosen bicara,buat tugas dan assistensi. Semua harus dijalani dengan semangat, tapi kadang bosan juga plus cape. Dikelas yang selalu sama tiap semester aku selalu temani temen –temen yang super asyik rame banget. Aku sebut satu-satu, ada jelita …cewek pailing cantik dalam kelompoku,imut dan pinter yang pasti idola lah. Lalu ada Delia yang endut lucu kayak panda ,terus sikacamata mozza yang jago bicara dan ada mis super nyebelin namanya jefrina. Kita bersahabat 5 cewek, oups ada yang kelupaan ada 2 cowok. Mereka adalah Jevan yang tinggi besar, dan Geri yang kurus. Pokoknya persabatan kami lengkap banget. Walau enggak selalu semua bisa ngumpul bareng tapi kami satu geng yang kompak.
“ jelita…. “ aku memanggilnya dan duduk disampingnya.
“hai, tumben gak telat…”
“ hehehehehe………”
“ kug malah ketawa sih? “ muka jelita sebel.
“ soalnya udah ada yang bangunin”.
“ bangunin?” jelita tampak bingung
“iya….”
“siapa?”
“ pangeran….”
“ kamu punya cowok??!!!….”
“ iya ..”
“ Beneran? Kug gak cerita-cerita….sejak kapan?” Jelita tampak seneng dan bahagia, karena aku tahu dia selalu mengharapkanku untuk punya cowok, soalnya sekalipun aku belum ngrasain pacaran.
“ baru hari ini kug…”
“ aku seneng banget akhirnya kamu punya cowok, aku tebak ya pasti cowok kamu Giral….iyakan?” Jelita memelukku lalu mengodai aku dengan tebakanya. Tanpa bicara lagi aku Cuma mengangguk sambil tersenyum malu. Rasanya masih janggal punya kata pacar. Tapi aku seneng sekarang ada yang perhatian dan menemaniku selalu.
“ cie…cie…yang udah punya pacar “. Itulah suara yang terus berdengung ditelingaku, aku merasa malu hingga memerah bila temen-temen pada ngejek.
Kehidupanku memang mulai merasakan perubahan sejak mengenal Giral. Seorang cowok jurusan ekonomi yang manis dan penuh kasih. Perkenalan kami memang sudah cukup lama. Delapan bulan kami dekat sebagai sahabat cerita, setiap aku sepi dia yang nemeni aku. Hampir setiap aku butuh dia ada. Hingga pernah terucap kotmitmen kami sahabat yang akan selalu ada dalam suka dan duka selamanya. Usianya memang Cuma berbeda satu tahun denganku, tapi dia udah skripsi. Jadi sudah mulai sibuk-sibuknya. Aku salut dengan kerja kerasnya, dia enggak pernah ngeluh. Aku lihat dia santai walau seperti kita tahu buat nyelesain tugas akhir itu enggak mudah. aku akan selalu berdoa untukmu sayang…semua akan lancar dan aku akan melihatmu tersenyum saat wisuda nanti.
Perasan cinta yang secara tiba-tiba. Tak pernah aku tahu dan merencanakannya. Aku awalnya hanya niat buat temenan aja karena aku belum siap untuk pacaran. Tapi dengan kedatangan Giral traumaku terhadap laki-laki hilang. Cinta memang dasyat berbeda sekali dengan harapan. Aku menjadi berbeda dan ingin selalu tampil cantik di depannya. Sedikit demi sedikit aku mengubah penampilan dan sifat galakku. Aku ingin kasih liat kalau juga bisa jadi wanita yang pantas buat dia. Aku seneng banget punya dia. Temen-temen pun juga mendukung hubungan kami. Semua ini membuat aku menjadi semangat setiap jalani keseharian hidup. Tuhan… aku berharap sejak hari ini sayapku akan terus bisa terbang dan tak akan pernah patah lagi.
***
Habis kuliah seperti biasa dudukan kumpul bareng-bareng, disebuah batu yang tertata melingkar. Kita becanda-canda dan seru-seruan. Tiba-tiba terdengar segerombolan anak cewek yang ramai dan genit-genitan gitu ma dua cowok. Aduh gila nih 4 cewek itu lebay banget. Yach…mang bisa dimaklumi mereka divanya anak kedokteran, penampilannya oke punya buat cowok-cowok melotot. Ada Misya,Rena,Loli dan Sheril. Sejak pertama kali masuk universitas, mereka langsung terkenal ke semua fakultas. Aku pun merasa heran apa bagusnya coba, iya sih cantik-cantik tapi centilnya itu lho…gak ketulungan. Aku ampe malu jadi wanita. Tapi kenapa ya cowok-cowok pada suka gitu? Soalnya tiap putus ma cowok mereka bisa cepet dapat gantinya, sebenarnya mereka yang mau-mau aja atau memang mereka itu punya hati untuk sebuah cinta….ah tahu ah?aku malah pusing.
“ apa yang kalian liat?” Tanya Delia.
“ itu para Diva, haduh…makin mengoda iman saja” jawab Jevan
“ makanya jangan dilihatin terus ngapa”
“ cantik sih” sahut Geri
“ udah ug malah pada rebut sih!” , jelita yang sedang sibuk dengan lukisannya merasa kesal.
“ Tuh…tuh…buat Jelita marahkan?...” ucap Mozza
“ Halah…hahahaha”. Jelita malah ketawa melihat tampang aneh aku dan teman-teman. Kita pun tidak jadi merasa bersalah malah ikut-ikutan tertawa dan saling melucu sahut menyahut. Hari ini aku merasakan kebahagian yang sungguh bebanku secara tidak langsung terangkat. Walau aku tahu semua ini hanyalah sesaat, dan kita tak akan tahu hari esok akan terjadi masalah yang berbeda lagi.
***
Menjadi mahasiswi memang tak seperti bayangan saat masih SMA. Aku pikir semua akan lebih enak dan santai. Tapi aku salah semua harus berjuang dengan selalu mengerjakan tugas dan tidak bisa seenaknya membolos kayak waktu sekolah. Waktu maen pun berkurang, semua dituntut cepet kalau enggak mau ketinggalan. Karena dari sinilah sikap kita akan diketahui, apakah sanggup atau belum dalam dunia kerja nanti. Awalnya aku memang tak pernah menyangka aku akan bisa kuliah. Karena melihat keadaan orang tua yang tidak mungkin ,aku bisa melanjut ke perguruan tinggi. Aku sudah diinginkan untuk bekerja. Tapi Tuhan berkehendak lain, aku diijinkan untuk melanjutkan studiku. Semua aku jalani dengan doa dan pujituhan aku bisa dapatkan beasiswa. Semua memang berkat Tuhan yang akan aku jaga hingga aku lulus dan dapat bekerja selayaknya jurusanku. Terimakasih Tuhan, untuk masadepan yang aku percaya sudah engkau siapkan untukku. Semua tidak kebetulan melainkan rancanganmu yang luarbiasa. Hidupku hanyalah untukmu Tuhan,semua ini adalah jalanmu, aku percaya kau besertaku.
Kehidupan terus melingkar penuhi hati dalam setiap suasana. Hatiku adalah kepercayaan untuk selalu yakin pada rencana dan takdir Tuhan. bisa kuliah dan bisa melangkah sampai detik ini adalah anugrah yang tak pernah terduka olehku. Memiliki teman-teman yang baik dan kekasih yang setia membuatku seperti tak berkekurangan. Tapi siapa sangka bila masalah tak akan pernah berhenti dalam setiap waktu ini masih berputar. Seperti hal nya aku mengenal Giral, merasakan cinta yang tak terkendali, aku rela lakukan apa saja untuk dia bahagia. Menemaninya dalam setiap dia membutuhkanku. Walau aku tahu dia tidak bisa melakukan sebaliknya. Karena kesibukan dia untuk meraih masadepannya. Dia sering bilang sibuk atau maaf sayang aku sedang ada acara penting, aku pun merelakannya untuk sejenak dia menyelesaikan tugasnya. Walau memang kadang aku marah. Aku kan pacarnya aku juga butuh dia perhatiaan lebih ma aku. Aku juga pengen manja, kayak cewek-cewek lain, tapi dia enggak ngerti. Padahal kita udah kenal lama, kita udah enggak sahabat lagi tapi kita udah sahabat khusus. Tapi kenapa tetap sama aja.?. iya sih aku enggak suka pacaran yang bebas kayak ciuman,bermesraan secara bebas atau berlebihan dan yang lain-lain untuk sehabis menikah. Mungkin ini udah enggak jamannya lagi, tapi prinsipku kuat ingin pacaran sehat sebagai sahabat tapi lebih saling mengenal dan saling menjaga hingga saat menikah kita bener-bener diijinkan untuk memiliki sepenuhnya. Hehehe…walau gitu ada satu hal yang masih bisa toleransi,kayak hukum aja ya…inilah keunikan aku, aku suka dipegang tangannya. Karena dengan gitu aku ngrasa aman, tentram dan dijagain. Cewek mana sih yang enggak suka saat pujaan hatinya gengam erat tangan dan enggak biarin ada cowok lain yang ngodain. Rasanya …aduh, bbbrrrrr….busyet hatiku gemeter saat Giral pertama kalinya pegang tangan aku. Tapi aku dah bilang ma dia kalau pacaran kita hanya boleh ampe pegangan tangan aja, aku enggak bisa lebih karena selebihnya buat kita setelah udah merit. Dan aku seneng banget Giral bisa terima aku apa adanya. Dia enggak marah malah takut kalau aku yang marah. Itu tandanya dia takut kehilangan aku. Hati ini rasanya seneng banget, enggak bisa diungkapin dengan kata-kata. Kadang emang pengen sih bisa cium pipinya bila diantar pulang tapi aku harus tahan, di surga Tuhan melihat, kalau aku belum boleh lakuin itu. Aduh…aku polos banget ya…hehehe atau cewek aneh. Mungkin bila orang-orang pada tahu. Masih temuin cewek yang kayak aku, pasti akan ketawa kali ya, …biarlah, aku Cuma enggak mau ngecewain pesan orangtua.
Melangkah dan akan terus seperti itu. Hidup dan segala macam kenyataan yang harus terpaksa diterima. Aku harus sanggup dan tak boleh kalah. Dari merasakan cinta, keluarga dan sahabat yang akan terus menyalami kehidupanku, karena semua ini adalah lingkaran hati.
***
Malam sudah kembali datang, aku pergi maen dengan Giral. Menelusuri kota jogja yang romantis dengan lampu kuning dan tidak terlalu ramai. Aku jalan berdampingan dengan Giral. Sambil bercanda,ketawa dan ejek-ejekan kecil yang mengiringi kebahagian ketentraman hati. Lalu di depan benteng vendenberg kita istirahat dan duduk berduaan selayaknya orang pacaran. Aku senang dia udah mulai terbiasa dengan hubungan yang terjalin diantara kami. Dia suka banget makan sate, jadi gitulah ada tukang sate lewat, dia pun beli. Lalu kita makan bareng-bareng. Aku pengen nyuapi Giral, tapi kug malu ya…aduh jadi bingung. aku liat banyak yang lagi foto-foto, aku pengen tapi kug rasanya jangan dulu ya, padahal Giral juga nawarin mau motret aku. Tapi kenapa ya setelah kami pacaran…aku jadi pemalu gitu ma dia. Padahal dulu enggak, aku berharap Giral langsung motret gitu aja, tapi harapanku kosong. Hiks…hiks….lain kali mungkin mang aku harus ngajaki dia duluan kali ya,karena Giral mang lebih pendiem daripada aku. Jadi sampai sekitar jam sembilanan , aku ma dia Cuma dudukan dan becandaan hingga aku melihat dia ngantuk dan kami pun memutuskan untuk pulang.
“ kamu cape banget ya say…”
“ enggak kug…pulang yuk”
“yaudah…ayok….”
Kami menuju motor dan boncengan pulang. Aku pengen banget peluk dia, tapi aku enggak berani, apalagi juga dilihat orang enggak baik. Aku bener-bener aneh apa ya….hehehe….hati mau tapi tangan tak sampai hiks…hiks….
“say…maksih ya…” ucap Giral pegang tangan aku
“sama-sama sayang, ati-ati ya…entar kalau dah sampai kost sms ya….”, aku berharap dia agak lama ngobrol dulu, tapi dia langsung cabut. Huft…aku pun jalan masuk ke kamar kost.
Aku selalu bahagia kalau habis jalan ma dia. Sebenarnya tak mau pisah lagi, tapi mau gimana lagi, masih status pacar....seandainya saja kami sudah menikah,aku berharap banget dialah jodohku. Karena aku sudah terlanjur mencintainya.
Aku jadi suka senyum-senyum sendiri. Apa aku sudah gila ya?...hahahahahhaha…..ole sayang Giral….itulah bisik hatiku setiap melangkahkan kaki jalan dengan nya.
***
Berangkat ke kampus, dengan semangat pagi yang masih menyemburkan udara dingin yang menyelimuti tubuh. Aku berlari menuju kelas yang sebentar lagi ditutup oleh dosen. Dengan senyum-senyum tidak punya dosa aku masuk kelas. Dan duduk disamping Delia. Aku mengikuti kegiatan belajar teori hingga sekitar jam setengah sebelas. Habis itu aku dan teman-teman pergi mencari makan, saat kita jalan di koridor menuju lorong keluar gedung. Kita bertemu geng diva. Sangat mengejutkan didalam gerombolan mereka ada satu cowok yang familiar sekali, karena dia adalah mantan Jelita. Kita pun sempat melihat Kevin melihat kearah Jelita. Tapi tatapannya dingin dan hanya sekilas saja. Kevin berjalan dibelakang Misya, dan tangannya saling bergandengan. Ada apa ini? Sepertinya Kevin sudah berganti hati. Aku pikir pria pendiem dan cool seperti dia tak akan tergoda dengan tampang cantik dan mudah disentuh seperti mereka. Tapi memang siapa sih yang enggak mau diberi suapan kelembutan sentuhan-sentuhan cewek, yach… tapi sungguh tak kupercaya saja, mereka bisa menggait cowok manapun. Aku Cuma belum pernah melihat reaksi Giral bila ada mereka, apa yang terjadi? Atau sama saja. Aku harap dia tidak seperti itu, aku jadi kangen banget sama dia….hehehhe….
Aku melihat Jelita dan menanyainya, “ kamu enggak papakan?”
“ mang kenapa?” Jelita tampak biasa saja sambil tersenyum kecil.
“Kevin… apa kamu enggak liat?” sahut Mozza
“ Udahlah ayo makan, udah lapar ni”. Delia menarik tanganku dan mengalihkan pembicaraan dengan sikap lucunya yang selalu buat kita semua tertawa.
Jelita rasanya memang tidak peduli, tapi aku merasakan geganjalan di hatinya. Walau aku tahu, dulu yang memutuskan hubungan mereka adalah Jelita sendiri.
Setelah makan aku pulang ke kost dan saat melangkah sendirian aku melihat Kevin sedang bermesraan dengan Misya. Kevin mencium tangan gadis itu. Yang selama ini aku belum pernah melihat dia melakukannya kepada Jelita. Aku kaget dan suara kakiku pun membuat mereka melihat kearahku.
“ Ada masalah?” ucap Misya padaku.
“ enggak …” aku gugup
“ Mau pulang olli?”
“yups….”,aku langsung berpaling dan melangkah pergi. Rasanya enggak enak sekali mengganggu mereka yang sedang bertabur bunga.
“ Hati-hati….punya mata juga dijaga…” sahut Misya.
“ okey…Thanks…” tanganku melambai ke atas. Sambil batinku sebenarnya juga merasa kesal dengan ucapan Misya. Tapi biarlah, aku kan udah janji ma diriku, buat tidak gampang emosi lagi kayak waktu SMA. Biar orang melihatku lemah tapi aku tetap jaga hati mereka.
Setelah sampai keluar gerbang malah bertemu Giral. Dan aku diajak pergi dulu dengannya. Kita jalan-jalan keliling kota dan menemani Giral makan mie ayam. Dia lahap banget maemnya aku seneng lihatnya. Aku sebenarnya juga pengen tapi sudah kenyang, jadi untuk melegakan tenggorokan aku hanya minum semangkuk es buah sambil ngajakin Giral ngobrol. Dia sepertinya lapar sekali, soalnya jawaban dia Cuma iya dan mengangguk….dasar cowok kalau dah makan konsentrasi banget….hehehehehe..
“ kug senyum-senyum terus sih? Ada apa sayang?”
“ enggak papa…”
“ Gini-gini aku juga merhatiiin kamu lho dari tadi”
“masak sih?....curang ah….”
“ kug Curang….”
“ iyalah….soalnya aku enggak tahu….curi-curi kesempatan ya….hayo….”
“ hih kamu ni gemesi deh….” Giral nyubit lengan ku dan aku membalasnya, lalu kita ketawa bareng-bareng.
Akhirnya dia bertambah dekat lagi, aku merasa seneng walau aku sebenarnya takut kehilangan dia, karena kami berbeda agama. Setiap aku Tanya dia selalu tak mau menjawab dan malah membalikkan keadaan. Dan aku sendiri saja tak tahu harus bagaimana. Yang pasti aku tak mau kehilangan dia. Kita selalu menjadi diam bila sudah membahas itu, akhirnya Giral mengalihkan pembicaraan dan semua baru kembali ceria. Dia suka nyanyi-nyanyi lirih dan aku merasa tentram mendengarnya soalnya dia masih sangat dekat denganku . Tapi dia tak pernah tahu, bila aku selalu ingin berlama-lama denganya. Karena aku bisa berduaan ma dia itu enggak pasti dan jarang. Dia sering sibuk dengan kegiatan dan skripsinya. Tapi jujur kalau dia lebih mentingin pergi dengan teman-temannya aku cemburu. Apalagi kalau udah berduaan membicarakan mantannya. Boring banget deh….soalnya dia selalu nyalahin dia sendiri yang salah yang buat mantannya pada pergi. Padahal dah jelas mantan-mantanya yang enggak bisa ngertiin dia. Pelan- pelan memang aku semakin mengenal karakter orang yang aku sayang ini.
***
Malam merasuk menuju warna gelap yang kelam, udara masih terasa panas. aku duduk didepan kipas angin dan tak lama ponsel berdering. Aku mengangkatnya dan terdengar suara tangis yang membuat aku merinding kaget.
“ Olli……”
“iya….Del…ada apa?”
“ Jevrina buat ulah lagi…”
“maksudnya?”
“ Iya tadi dia lagi-lagi bersikap gila, lama-lama aku stress juga kalau dia kayak gini terus . Tadi jelita juga udah marah-marah ,tapi si jef diam aja. Enggak tahu mau si anak itu apaan? Dia itu temen apa temen sih? rahasia sahabat dekat sendiri diumbar kemana-mana. Dia kayak enggak punya ati tahu!”
Dari cerita Delia membuatku takjup, Jefrina kali ini udah berlebihan. Dia memang anaknya suka ceplas-ceplos. Kita sebagai sahabat juga ampe bingung menanganinya. Di jauhi kasihan tapi kalau makin dekat membuat hati makin terluka. Jefrina memang pinter tapi juga sok pinter. Dia emang care tapi hanya lintasan yang enggak semestinya. Seperti sudah aku katakan dia nyebelin banget karena dia itu dah dewasa tapi hatinya sangat kurang peka. Padahal kita sudah sering dibuat emosi sama dia, dikasih keras enggak paham, dikasih halus buat jengkel. Aduh…..kita harus bagaimana Tuhan hadapi orang yang seperti ini. Sampai membuat temen nangis saja enggak sadar.
“ sabar ya Del, mungkin ini tantangan untuk kita….”
Aku memncoba menenangkan Delia yang memang sedang naik darah. Tak lama dia tenang lalu handpone pun dimatikan. aku mulai dapat menghirup udara dengan lega.
Mentari telah tertidur untuk Bulan
Langit gelap untuk diterangi
Menelisir angin sepoi diantara pepohoan yang mulai terusik
Melambai kekanan kekiri
Terlihat ingin menari untuk sebuah hati yang ingin dihibur
aku berbaring dan mulai menguap. Mataku capek ingin istirahat. Aku mulai memejamkan pelan dan terlelap. Tuhan berikan mimpi indah untuk malam panjang hingga aku bangun dengan hati yang lebih baik.
***
Menaruh sebuah rasa memang tak semudah membalikan telapak tangan. Penuh perjuangan dan tantangan. Inilah kehidupan yang semakin hari akan berlanjut dengan masalah dan penyelesaian. Walau terkadang kita harus jatuh dan mati terlelap dalam mimpi. Kita sering merasa bingung dengan keadaan yang berbanding terbalik dengan akal pikiran dan kita harus dipaksa untuk terima. Sungguh sakit rasanya, tapi inilah kehidupan yang tidak bisa ditawar lagi.
Seperti mentari yang selalu bersinar dipagi hari dan bulan yang akan muncul di malam hari. Semua adalah penataan Tuhan terhadap alam yang tidak bisa dibolak balik. Begitulah kehidupan kita mengenai rasa,cinta dan benci. Semua akan mengikat dalam kehidupan ini. Keluarga yang akan selalu ada, sahabat yang beserta dan kekasih adalah pendamping hidup hingga mati. Semua menjadi dalam deretan kisah hidup kita. Bila sahabat adalah sumber kekuatan, tapi kenapa ada yang baik dan tidak? Inilah pertanyaan yang aku tujukan untuk Jefrina. Aku menatap matanya dengan lembut untuk dia tidak akan memberikan jawaban ketus. Tapi saat langkah ini akan memulai sebuah perkataan semua buyar, tidak bisa muncul dari bibirku. Aku merasa bingung kenapa bibirku tiba-tiba tidak bisa lagi mengeluarkan pernyataan hati. Dan tanpa memandangku lagi, Jefrina pergi menjauh dari mukaku. Aku tidak bisa menahannya ditempat, semua terasa begitu cepat berganti dan hanya satu kalimat yang terucap dari bibirku…” aku akan kehilangan sahabat”.
Lalu aku berjalan menuju Jelita yang sedang duduk cemberut sendirian, aku dengan lemas duduk disampingnya. “ Ada apa Ta?”.
“ aku sebel ma Jefrina, kapan sih dia bisa sadar…bukannya selama ini kita udah sabar dan terima dengan perlakuaannya yang super nyebelin itu. Tapi kenapa juga dia masih saja buat ulah?”.
“aku juga sebel sih, dia masih saja merasa benar dan malah menjauh dari kita. Jujur aku bingung dengan cara berpikir dia. Sebenarnya tadi mau tak ajak bicara tapi melihat mukanya dan dia yang terus saja menghindar membuat aku dah enggak sanggup”.
“ huh….yang salah siapa, yang care sapa?.....”, Jelita mulai sudah enggak tahan dengan semuanya. Jefrina memang sudah sangat keterlaluan. Ternyata bukan Cuma Delia yang sakit hati tapi juga Jelita. Ini cewek benar-benar ember. Enggak bisa jaga rahasia. Kehidupan persahabatan pun menjadi taruhannya. Semua menjadi kacau pecah seperti kaca yang remuk terlindas.
Akhirnya kita berkumpul dengan teman-teman yang lain. Dan Jefrina menjadi tema utama setiap ganjalan hati kita. Dan satu persatu diantara kita mengungkapkan luka hati yang sudah dilakukan Jefrina. Dan gila….sungguh melebihi batas kesabaran manusia. Dimulai dari Delia yang dibongkar rahasianya dan sikapnya yang enggak nyambung sering berbuat neko-neko. Jelita masih ditambah kesal dengan gaya sok care yang tidak membuahkan hasil dan kerjanya hanya membuat enggak bisa menyesuaikan perasaan. Lalu sikap nya yang semakin hari enggak nyambung , hanya peduli dengan kesibukannya sendiri. Padahal dalam hidup berkelompokan bukannya kita harus bisa berpikir realistis tanpa harus disuruh-suruh. Tapi Jefrina berbeda, gadis yang pertama kali aku kenal memiliki hati kebaikan yang penuh keiklhasan, kini berubah menjadi teman yang tidak bisa dikenali lagi. Siapa yang salah, siapa yang menjauh?...semua tidak sesuai jalurnya. Aku berpikir seharusnya Jefrina meminta maaf tapi tidak dia malah langsung merasa tidak diterima lagi dan selalu jauh dengan kebisuan. Seperti rong-rong yang selalu sembunyi didalam rumahnya, aku merasa gemes melihat tingkahnya yang tidak dewasa.
Jelita marah tapi dia masih merasa sedih bila melihat si Jef sendirian, sedang Delia mencoba buat bicara biar Jef bisa mengerti salahnya, tapi dia terus merasa benar dengan berkata kalau dia hanya ingin selalu jujur dalam perkataan. Tapi mikir enggak sih dia udah 20 tahun, harusnya bisa donk berpikir mana masalah yang harus keluar dari bibir atau enggak. Seseorang yang sudah dewasa masih haruskah diajari ngomong dan bertingkahlaku, aku tidak bisa lagi membayangkan jalan hidupnya bila akan selalu seperti ini. Orang yang selalu merasa benar dan egois dengan apa yang dirasakannya sendiri. persahabatan hancur karena ucapan yang tidak bisa diatur, mengungkit kebaikan-kebaikan yang sudah diberi dan masih merasa dirinya sakit sehingga tidak pernah sadar akan kesalahanya. Apakah orang seperti ini dianggap baik? Dan harus dikasih kesempatan lagi?atau dibiarkan saja? Aku bigung menjadi temannya, hingga kita semua kini hanya bisa diam melihat sikap Jef yang semakin menjauh.
***
Siang yang terasa panas dengan suasana yang mulai panas juga. Aku sedang berjalan dengan Jelita di taman belakang kampus. Dan apa yang terjadi, kita melihat Kevin dengan Misya sedang bermesraan. Tatapan Jelita menjadi garang dan memutuskan untuk cepat pergi, aku pun hanya bisa diam dan mengikuti dia yang jalannya semakin cepat saja.
“kenapa Ta?...”
“ enggak papa,Cuma ingin cepat minum es “. Jelita langsung menuju tukang jualan es yang mangkal depan kampus.
Aku tahu Jelita sebel melihat Kevin yang sudah pindah kelain hati. Dan sejak dengan pacar barunya Kevin tak sedikit pun perhatikan posisi Jelita. Bertemu saja tidak ada tegur sapa, apalagi ngobrol. Melihat keadaan ini aku hanya bisa memberi semangat untuk teman cantikku ini. Setelah selesai minum es jelita memutuskan untuk pulang, bersamanya aku diantar sampe kos.Lumayan tidak capek untuk jalan kaki.
Baru saja meletakan tas ada sms dari sayang, aku membacanya dan terkejut. Air mata ini tiba-tiba menetes sangat deras. Aku sangat terpukul dengan kata-katanya, “ sayang aku harap kamu bisa ngurangi rasa sayangmu padaku hingga habis…karena aku diajari untuk mencari jodoh yang seiman”. Aku pun langsung berpikir dia minta putus, tapi aku tidak bisa terima ini . Apakah cara seperti ini dinamakan pria yang bertanggung jawab. Dia rela dijodohkan,dan menghina aku tiada peduli perasaanku. Padahal aku,wanita yang dikenalnya sudah satu setengah tahun dengan keterbukaan pribadiku yang aku ceritakan padanya dan dia sanggup mencintaiku apa adanya serta tak akan meninggalkanku karena wanita lain ,untuk sebuah kesetian cinta yang menjadi komitmen sejak berani berkata pacaran. Aku merasakan suatu kekacauan dalam hatiku. Dialah pria yang membuatku untuk merasakan cinta yang benar-benar cinta. Semakin kami berbicara perkataannya semakin ngawur dan melukaiku. aku terpaksa terima karena dia berkata denganku tidak senyaman dengan wanita yang sedang ada disampingnya sekarang, cintanya padaku sudah hilang karena wanita yang baru masuk dalam hidupnya itu. Baru saja meredam emosi sahabatku, kini aku yang hancur…..
***
Aku melihat dia bukan dari fisik,materi,kelebihan…. Tidak semua itu,tapi aku lihat dari kekurangannya hingga kesempurnaan dia yang membuat aku jatuh cinta. Aku tahu sejak awal aku sudah takut karena perbedaan keyakinan diantara kita. Tapi dia sanggup menyakinkanku bila itu tak masalah buatmu. Sering aku tanyakan dia jawab,pikir nanti saja. Dan kini dia pergi dengan keputusannya sendiri tanpa pedulikan aku. Padahal semua sejak awal sudah aku tanyakan mengenai masalah terbesar diantara kita. Aku pernah kaget saat dia mengajak aku nonton film soal pacaran beda agama. Dari situ sebenarnya aku udah enggak tahan,aku takut dia akan meninggalkan aku.
Dan parahnya, kenapa rasa tidak terimaku dia tambah dengan alasan perjodohan yang sulit aku terima dengan akal sehatku. Kenapa dia jadi sejahat ini, Aku dah bingung ingin berkata apalagi. Kenapa kenyataan cintaku seperti ini, Giral yang aku kenal kalem,lembut,setia serta sangat memperdulikan orang sekitarnya , melakukan hal sakit ini terhadap aku…pacarnya. Aku orang yang sudah lama mengisi hari-harinya. Jujur baru saja aku merasa dia benar-benar berubah, rela memberikan waktunya untuk menemuiku disaat dia sebenarnya punya rencana lain. Aku masih ingat malam itu kami jalan-jalan hingga waktu yang cukup malam. Aku temani dia makan dan aku seneng banget ada disamping dia. Aku pun ingin semakin dekat dengannya,yang selama ini aku masih malu. Aku ingin memberikan perhatian yang lebih padanya. Rasa yang lebih dari sebelumnya. Aku merasakan rindu yang makin hari berganti,rasa ini kuat dalam ukiran waktu. Aku hanya ingin dia tahu, bila hati ini hanya ingin dia saja yang punya. Tapi dia telah pergi dan aku tak tahu bisa bertemu dia lagi tau tidak sama sekali. aPakah dia akan kembali? Aku tak tahu lagi harus berpikir seperti apa. Aku hanya tahu hingga detik ini, dia menjauh, aku masih sangat mencintai dan merindukannya. Biarlah dunia mengatakan aku bodoh, aku Cuma tak ingin membohongi hatiku sendiri. Dialah semangat hidupku, yang pergi menjauh untuk perasaannya sendiri.
Sedangkan Cinta sejati yang membuat hidup ini harus sanggup mengalah dan berkorban. Aku tak sanggup membawanya bila dia semakin jauh seperti ini. Aku butuh dia selalu,karena di dalam dialah cinta ini tumbuh dan berkembang. Aku sungguh merindukannya saat ini, tapi dia semakin terbang jauh meninggalkanku. Aku harus bagaimana Tuhan? sebenarnya cinta apa yang sedang aku rasakan ini. Aku benar-benar seperti burung yang kehilangan sayapnya, aku pikir akan selalu bisa terbang tapi ini kembali patah dan lepas. Hampir tiap langkahku, namanya terus muncul dalam ingatanku. Bayangan senyuman dan suara nya senantiasa memenuhi pikiranku. Tanpa terencana semua muncul begitu saja. Kenapa kau pergi?...
Cinta adalah hembusan nafasku
Merasakanya begitu indah
Membelainya terasa dekat
Menjahuinya sungguh merindukan
Cinta memang penuh makna
Tiada cinta aku rapuh
Dialah rusuk kepercayaan
Harapan setiap langkah
Aku hanya ingin dia
Tapi kenapa dia pergi?
Apa aku yang keras kepala?
Aku cinta kamu
Untukmu cinta,
Menaruh harap dan keyakinan
Mengisi butiran hati aku berkorban
Hatiku perih, lelah …
Kau yang sudah mengerti aku
Pergi tanpa peduli
Lara hatiku berbekas,tiada makna
Kau berani menyangkal cinta
Hatimu ada dimana?
Puaskah kau lakukan ini,…
Dan kini aku semakin meredup?
Seperti burung yang tak bisa berkicau,
Itulah yang aku rasakan…Biarkan kau untuk jauh.
Batinku tersiksa,mati…
Ku ucap Selamat jalan cinta
Untuk kau dapatkan hidupmu bahagia
***
Aku sungguh marah atas kepergiannya, rasa yang baru saja aku nikmati untuk mengikat hatiku, kini telah pergi tiada pikirkan janji cinta yang indah. Aku merasakan mati terkapar dalam lembah yang sangat dalam hingga tidak bisa bangun lagi. Aku tak percaya dengan apa yang sudah dia lakukan padaku. Rasanya aku sudah mencintai orang yang benar, tapi kini menjadi seberkas kebencian. Dulu aku merasa dialah cinta abadi sebagai anugrah Tuhan yang sangat bernilai, tapi semua sudah berlalu dan hanya ingin tersimpan dalam kenangan. Cinta yang aku pupuk dengan benang sutra kini terputus sudah…. Harapan indah sirna dengan hirupan nafas kesendirian. Aku tak kuasa menahanya, aku juga bingung dengan cinta dan rindu ini. Aku hanya ingin satu kepastian tapi dia berikan untuk salam perpisahan.
Dari percintaan yang bersemi lalu kembali mengering, persahabatanku juga hancur dengan Jefrina. Dia tidak sadar dan masih saja benar dengan sikapnya. Tidak paham membuat hati orang lain terluka, malahan berganti sahabat. Hingga akhirnya kita tak ingin membahasnya lagi, berpikir biarlah dia mencari jalan hidupnya sendiri. karena kita juga sudah berusaha menyadarkanya untuk mendekati terlebih dulu supaya dia tidak mengulangi sikap konyolnya yang ember dan ceplas ceplos tanpa liat hati lawan bicaranya. Dan rasaku juga tidak pernah membencimu teman, kita semua hanya ingin kamu berubah.
Aku berharap dengan Jefrina menjauh dia akan mendapatkan pelajaran yang lebih hebat, hingga dia bisa mendewasakan diri. Dan belajar untuk apa yang dilakukannya itu belum tentu benar. Masih sangat banyak masalah yang akan dia hadapi dengan orang-orang barunya itu. Lalu dengan Jelita aku berharap dia lebih bisa tenang dan tetap semangat, aku percaya banyak pangeran yang lebih baik dari Kevin. Untuk teman-teman yang lain semangat ya….kalian juga akan lebih bermakna dalam hidup yag terus berjalan ini. Sedangkan untuk aku, biarkan cintaku pergi, aku harus bisa bertahan hingga dia sadar cinta ini bukanlah sekedar cinta biasa, pergi tanpa peduli, jangan berikan cinta bila pada akhirnya kamu dengan tegas ingin menjadi orang jahat di depanku. Karena cinta tidak akan membenci. Cinta hanya ingin dikasihi, dan cinta jangan dipaksa untuk dihilangkan, karena sayang itu akan abadi. Walaupun tidak bisa bersama, rasa sayang tak kan bisa terhapus. Aku bohong pernah berkata benci, aku terpaksa terima keputusan kamu pergi,dan kini aku hanya bisa bilang “ aku hancur, terluka….aku sangat cinta kamu, sayangku”.
***
Dua bulan kemudian…
Waktu terasa sangat cepat, hingga tidak terduga aku jalani hari-hariku sendiri tanpa Giral lagi. Aku merasakan sepi yang sangat sepi. Berpisahan yang tak pernah aku harap ini benar-benar menenggelamkanku. Aku merasakan rindu yang sangat dalam hingga rasanya mematikan jiwa dan ragaku. Aku sadar aku masih sangat cinta dia. Sudah banyak harapan yang aku inginkan dari hubunganku dengannya, yang sudah tinggal masalalu. Mimpiku hancur, sakitku membekas dan rasa maafnya pun tidak bisa menghapus. Kenapa seperti ini ? padahal aku ingin belajar ikhlas dan sabar. Baru kali ini aku susah buat mengampuni kesalahan orang lain. Tiap aku berdoa , rasanya pecahan-pecahan hatiku masih belum bisa disatukan. Aku masih selalu sms dia, tapi pada akhirnya aku melalukan kebodohan yang membuat dia semakin jauh. Dia sudah tak mungkin kembali lagi. Tapi kenapa hati ini tidak sadar juga. Selalu berharap dan berharap, aku lihat gelang biru ditanganku yang sempat aku lepas kini kupake lagi, boneka Iyuw yang aku sembunyikan di lemari, sudah kembali aku peluk lagi. Semua masih terasa indah untuk aku tinggalkan. Tapi apa daya bila sang pangeran sudah berkata “ tidak “dengan sangat tegas hingga hatiku robek. Aku tak tahu sampai kapan aku bisa bertahan? Aku sayang kamu Giral.
Setiap malam sepi aku hanya bisa menangis dan air mata ini terus saja mengalir bersamaan rasa rinduku padanya. Dia yang sudah membuat aku terluka, dialah yang sudah mengajarkan aku untuk mengenal cinta hingga sebesar ini. Aku memang memujanya, bagiku dia terbaik walau semua sudah sirna dengan dia memilih untuk pergi dari hidupku. Kenapa takdir cintaku seperti ini? Salahkah aku sudah menaruh hati, apakah kisah cintaku baru akan dimulai? Rasanya sungguh pahit, kadang aku iri lihat kisah cinta orang lain, menyelesaikan masalah bukan dengan perpisahan dan mereka bisa. Kenapa aku merasa susah terima ini semua? Apa salah kita beda agama?...kenapa perbedaan agama selalu jadi penghalang?bukannya cinta datang adalah takdir. Tuhan itu memang selalu adil, tapi aku merasa tidak sanggup. Cinta ini sudah terlalu besar, karena semuanya sudah aku perhitungkan. Tapi kenapa masih juga salah ?...cinta bagai mentari yang ingin selalu bersinar, tak ingin diredupkan karena cinta segalanya menjadi indah.
Ku ucap selamat tinggal. Bukan karena aku kalah atau mengalah. Aku hanya ingin lihat kamu bahagia. Masihkan ingat janjiku, “ membuatmu bahagia Giral”.
The end
Cinta juga membawa aku merasakan getaran yang tidak bisa terhenti dan aku tak terkendalikan secara logika, apakah ini? Dan inilah yang dinamakan cinta yang tak butuh berbelit dengan alasan melainkan hanya butuh satu kesatuan dalam sebuah kejujuran. Cinta sungguh bermakna dalam setiap kehidupan kita sebagai insan yang merasa membutuhkan kelembutan. Mungkin semua orang sudah tak berpusing dengan pengertian, karena teori cinta sangatlah mudah. Tapi ketika kita merasakannya,semua berbeda seratus delapanpuluh derajat. Tak mudah berkata ikhlas saat cinta pergi, hati tak rela bila ditinggalkan. Hati tak sanggup bertahan bila sudah hancur. Rasanya mati tak dapat lagi mengirup udara, rusuk dada menusuk jauh kedalam. Luka merobek jiwa, semakin berlalu membunuh nadi-nadi darah, rasanya lemah tidak berdaya. Tuhan cinta apa ini? …..Tuhan berkata “ Tersenyumlah maka kau akan rasakan cinta yang sebenarnya, tataplah pasanganmu yang pergi ,ampuni dan doakan, saat dia membalas senyummu,rasakan dalam hatimu . Karena hati yang mencinta adalah penuh dengan kasih dan ketulusan yang benar-benar Aku berikan padamu”….aku yakin itulah perkataan Tuhan ,saat Ia berikan sebuah cinta untuk datang dalam hati setiap manusia saat mengalami kehancuran.
Hidup membawaku dalam banyak pelajaran, dari aku lahir hingga kini aku merasakan kedewasaan dalam usiaku yang sudah berkepala dua. Mengenal remaja,bandel,manja,selalu ingin tahu,serta perubahan-perubahan fisik yang mulai menujukan pribadiku sebagai seorang wanita. Dan yang paling dramatis adalah merasakan cinta untuk pertamakalinya begitu dasyat dan membawaku kedunia yang penuh dengan bunga-bunga yang menentramkan jiwa. Cinta indah bertabur macam rasa yang aku sendiri bingung mengartikannya. Mencintai,sayang dan kesetiaan yang pada akhirnya menjelma dalam dunia yang ingin aku pertahankan.
Hari-hariku terus melangkah dalam situasi yang tidak pasti. Menjadi gadis dewasa tak semudah yang aku pikirkan. Karena semua tidak hanya umur yang bertambah melainkan juga tanggung jawab yang semakin besar. Aku harus bisa menjadi yang diharapkan Tuhan dan orangtuaku, karena aku besar bertumbuh berkat mereka. Aku hanya ingin menjadikan diriku anak ,yang dapat membuat setiap orang disampingku tersenyum. Tapi kenapa aku sering berbuat salah hingga aku tidak sengaja menyakiti mereka?. Aku takut sakit, yang tak sadar menyakiti orang lain. Ya Tuhan , maafkan aku…………
Aku akan terus melangkah hingga semua akan disudahi oleh Tuhan. hidupku semakin akan bertambah rumit, aku tahu dan aku tak mau menyerah. Aku hanya ingin tak mengecewakan mereka semua. Hidupku hanya tak ingin menyakiti, aku memang tidak sempurna terlalu banyak hal yang aku lakukan dengan kebodohan. Tapi aku sungguh tak sengaja karena bukan itu maksudku, aku hanya ingin dipahami dan dimengerti. Aku selalu belajar untuk mengenal dan meyakini setiap orang yang berbuat baik padaku, tapi kenyataannya tak semuanya itu benar, terlalu banyak orang baik tapi ketulusan hatinya nol besar. Beginilah kehidupan yang sering membuatku bingung, saat aku yakin semua hanya bohong, saat aku tak yakin tanpa aku sadari tersimpan ketulusan yang penuh kasih. Hidup di dunia memang tak seindah kehidupan kekal suatu saat nanti. Aku mengerti langkah mana yang tepat, aku hanya bisa berdoa dan mengikuti arah waktu yang membawaku kedalam rencana Tuhan.
Waktu akan membawa suatu keajaiban kehidupan yang tak pernah kita ketahui, dunia yang terkadang sukar dimengerti dan harus dijalani. Kenyataan sangat berbeda dengan harapan. Terkadang semua baik tapi keburukan juga tak akan tinggal diam. Karena kehidupan ini merupakan ilham untuk mendapatkan rancangan Tuhan yang terindah. Harga waktu seperti kita tumbuh dari bayi hingga tua, dari benih menjadi sebuah pohon besar, dan dari langkah awal menuju titik akhir. Semua memiliki makna yang tak pernah bisa kita tebak oleh pikiran maupun hati. Karena segala masalah akan hadir begitu saja, untuk suatu kenyataan perjalanan setiap hidup kita. Kaki akan terus melangkah, bibir bertutur kata, tangan memberikan sentuhan, mata tak lelah memandang,telingga untuk mendengarkan rasa, dan nafas akan menjadikan sebuah kehidupan ini bermakna. Walau aku sadari hati tak akan selalu kuat melainkan akan sering rapuh.
Kini aku harus bisa menjalani semua tanpa bergantung kepada orang lain. Aku memang lemah, bohong bila aku kuat. Selama ini aku tumbuh menjadi seorang gadis penuh perjuangan dan banyak sekali masalah yang aku sendiri tak sanggup. Dan ini menandakan sebuah kelemahan yang aku rasakan. Kedewasaan tidak dinilai dari fisik maupun dari pikiran, aku rasa semua adalah dari hati. Dan disinilah pusat kelemahan sebagai seorang wanita. Aku pun merasakannya. Wanita dewasa adalah sanggup memberikan pengorbanan walau sebenarnya sangat sulit dan tidak mau. Tapi sebuah kehidupan kita adalah sebuah langkah untuk membuat suatu kebahagian hidup semua orang yang ada disekitar kita. Segala yang bernilai baik belum tentu baik, sebagai wanita kita harus menentukannya. Jangan tertipu dengan kata dan perbuatan yang hanya sekejap. Aku sungguh tak mengerti kenapa hidup ini harus berkorban dan harus mengalah. Terkadang aku marah dan aku juga tak sabar. Tapi disaat itulah aku menyesal dan merasa kecewa pada diriku. Aku tak boleh kalah dengan kehidupan ,aku harus sanggup menaklukannya dengan tidak menyerah dengan masalah. Tapi semuanya gak semudah yang terpikirkan, sungguh sulit dan aku merasa sering tak mampu.
Menjalani kisah demi kisah, melangkah terus melangkah. Semua terus akan berputar tanpa kita tahu semua akan berhenti. Menghayati suatu kehidupan akan menjadi makna, karena akan menjadi sebuah dasar untuk tidak merasa bosan. Tapi siapa sangka bila kita bisa mati karena kekuatan kita habis. Segala macam masalah menjadikan kita lebih berarti, tapi bagaimana saat kita terluka. Hidup tak lepas dari cinta dan saat datang memang menjadikan kita berbunga, tapi saat hilang dan pergi kita akan merasa hancur. Semua akan selalu berhubungan dengan erat. Tinggal kita sanggup atau tidak meneruskan langkah. Aku tahu diriku sendiri itu lemah tapi kenapa mereka yang mengenal aku tak berperasaan melukaiku. Kehidupan memang kejam, kelembutan sungguh mahal harganya. Semoga dimulai hari ini kehidupanku akan berubah menjadi lebih baik dan aku bisa kuat membawa diriku serta mereka yang setia menemaniku.
***
Aku seorang wanita, yang apa adanya dan tomboy. Hidup sederhana dan aku memang terlahir di dalam keluarga yang ekonominya pas-pasan. Panggil saja namaku dengan Olli, karena terlalu panjang kalau disebut semua Olina Renata. Aku lahir di desa dan bersekolah di kota. sekarang aku adalah mahasiswi jurusan informatika disalah satu universitas di jogja. Kehidupan di kota sangat berbeda dengan di desa. Semua serba cepat dan menuntut untuk tidak tergantung dengan orang lain. Aku yang biasanya apa-apa orangtua, kini harus berjalan sendiri. Yach…. Aku sudah dewasa, tapi kenapa rasanya masih kayak anak kecil. Aku memang udah 20 tahun, tapi orang kira aku masih kelas 1 sma. Aduh mukaku kug sih imut-imut ya…hahaha…lucu…kapan aku gede kalau kayak gini. Tapi aku merasa senang jalani semua ini. Menjadi anak kos yang yang sering sendirian. Dengan begini aku bisa hidup lebih mandiri. Walau kadang susah tapi aku tak pernah ingin mengeluh lagi, semua harus aku jalani dengan keterbiasaan.
Pagi ini aku harus ke kampus untuk jalani aktivitas sehari-hariku. Mendengar dosen bicara,buat tugas dan assistensi. Semua harus dijalani dengan semangat, tapi kadang bosan juga plus cape. Dikelas yang selalu sama tiap semester aku selalu temani temen –temen yang super asyik rame banget. Aku sebut satu-satu, ada jelita …cewek pailing cantik dalam kelompoku,imut dan pinter yang pasti idola lah. Lalu ada Delia yang endut lucu kayak panda ,terus sikacamata mozza yang jago bicara dan ada mis super nyebelin namanya jefrina. Kita bersahabat 5 cewek, oups ada yang kelupaan ada 2 cowok. Mereka adalah Jevan yang tinggi besar, dan Geri yang kurus. Pokoknya persabatan kami lengkap banget. Walau enggak selalu semua bisa ngumpul bareng tapi kami satu geng yang kompak.
“ jelita…. “ aku memanggilnya dan duduk disampingnya.
“hai, tumben gak telat…”
“ hehehehehe………”
“ kug malah ketawa sih? “ muka jelita sebel.
“ soalnya udah ada yang bangunin”.
“ bangunin?” jelita tampak bingung
“iya….”
“siapa?”
“ pangeran….”
“ kamu punya cowok??!!!….”
“ iya ..”
“ Beneran? Kug gak cerita-cerita….sejak kapan?” Jelita tampak seneng dan bahagia, karena aku tahu dia selalu mengharapkanku untuk punya cowok, soalnya sekalipun aku belum ngrasain pacaran.
“ baru hari ini kug…”
“ aku seneng banget akhirnya kamu punya cowok, aku tebak ya pasti cowok kamu Giral….iyakan?” Jelita memelukku lalu mengodai aku dengan tebakanya. Tanpa bicara lagi aku Cuma mengangguk sambil tersenyum malu. Rasanya masih janggal punya kata pacar. Tapi aku seneng sekarang ada yang perhatian dan menemaniku selalu.
“ cie…cie…yang udah punya pacar “. Itulah suara yang terus berdengung ditelingaku, aku merasa malu hingga memerah bila temen-temen pada ngejek.
Kehidupanku memang mulai merasakan perubahan sejak mengenal Giral. Seorang cowok jurusan ekonomi yang manis dan penuh kasih. Perkenalan kami memang sudah cukup lama. Delapan bulan kami dekat sebagai sahabat cerita, setiap aku sepi dia yang nemeni aku. Hampir setiap aku butuh dia ada. Hingga pernah terucap kotmitmen kami sahabat yang akan selalu ada dalam suka dan duka selamanya. Usianya memang Cuma berbeda satu tahun denganku, tapi dia udah skripsi. Jadi sudah mulai sibuk-sibuknya. Aku salut dengan kerja kerasnya, dia enggak pernah ngeluh. Aku lihat dia santai walau seperti kita tahu buat nyelesain tugas akhir itu enggak mudah. aku akan selalu berdoa untukmu sayang…semua akan lancar dan aku akan melihatmu tersenyum saat wisuda nanti.
Perasan cinta yang secara tiba-tiba. Tak pernah aku tahu dan merencanakannya. Aku awalnya hanya niat buat temenan aja karena aku belum siap untuk pacaran. Tapi dengan kedatangan Giral traumaku terhadap laki-laki hilang. Cinta memang dasyat berbeda sekali dengan harapan. Aku menjadi berbeda dan ingin selalu tampil cantik di depannya. Sedikit demi sedikit aku mengubah penampilan dan sifat galakku. Aku ingin kasih liat kalau juga bisa jadi wanita yang pantas buat dia. Aku seneng banget punya dia. Temen-temen pun juga mendukung hubungan kami. Semua ini membuat aku menjadi semangat setiap jalani keseharian hidup. Tuhan… aku berharap sejak hari ini sayapku akan terus bisa terbang dan tak akan pernah patah lagi.
***
Habis kuliah seperti biasa dudukan kumpul bareng-bareng, disebuah batu yang tertata melingkar. Kita becanda-canda dan seru-seruan. Tiba-tiba terdengar segerombolan anak cewek yang ramai dan genit-genitan gitu ma dua cowok. Aduh gila nih 4 cewek itu lebay banget. Yach…mang bisa dimaklumi mereka divanya anak kedokteran, penampilannya oke punya buat cowok-cowok melotot. Ada Misya,Rena,Loli dan Sheril. Sejak pertama kali masuk universitas, mereka langsung terkenal ke semua fakultas. Aku pun merasa heran apa bagusnya coba, iya sih cantik-cantik tapi centilnya itu lho…gak ketulungan. Aku ampe malu jadi wanita. Tapi kenapa ya cowok-cowok pada suka gitu? Soalnya tiap putus ma cowok mereka bisa cepet dapat gantinya, sebenarnya mereka yang mau-mau aja atau memang mereka itu punya hati untuk sebuah cinta….ah tahu ah?aku malah pusing.
“ apa yang kalian liat?” Tanya Delia.
“ itu para Diva, haduh…makin mengoda iman saja” jawab Jevan
“ makanya jangan dilihatin terus ngapa”
“ cantik sih” sahut Geri
“ udah ug malah pada rebut sih!” , jelita yang sedang sibuk dengan lukisannya merasa kesal.
“ Tuh…tuh…buat Jelita marahkan?...” ucap Mozza
“ Halah…hahahaha”. Jelita malah ketawa melihat tampang aneh aku dan teman-teman. Kita pun tidak jadi merasa bersalah malah ikut-ikutan tertawa dan saling melucu sahut menyahut. Hari ini aku merasakan kebahagian yang sungguh bebanku secara tidak langsung terangkat. Walau aku tahu semua ini hanyalah sesaat, dan kita tak akan tahu hari esok akan terjadi masalah yang berbeda lagi.
***
Menjadi mahasiswi memang tak seperti bayangan saat masih SMA. Aku pikir semua akan lebih enak dan santai. Tapi aku salah semua harus berjuang dengan selalu mengerjakan tugas dan tidak bisa seenaknya membolos kayak waktu sekolah. Waktu maen pun berkurang, semua dituntut cepet kalau enggak mau ketinggalan. Karena dari sinilah sikap kita akan diketahui, apakah sanggup atau belum dalam dunia kerja nanti. Awalnya aku memang tak pernah menyangka aku akan bisa kuliah. Karena melihat keadaan orang tua yang tidak mungkin ,aku bisa melanjut ke perguruan tinggi. Aku sudah diinginkan untuk bekerja. Tapi Tuhan berkehendak lain, aku diijinkan untuk melanjutkan studiku. Semua aku jalani dengan doa dan pujituhan aku bisa dapatkan beasiswa. Semua memang berkat Tuhan yang akan aku jaga hingga aku lulus dan dapat bekerja selayaknya jurusanku. Terimakasih Tuhan, untuk masadepan yang aku percaya sudah engkau siapkan untukku. Semua tidak kebetulan melainkan rancanganmu yang luarbiasa. Hidupku hanyalah untukmu Tuhan,semua ini adalah jalanmu, aku percaya kau besertaku.
Kehidupan terus melingkar penuhi hati dalam setiap suasana. Hatiku adalah kepercayaan untuk selalu yakin pada rencana dan takdir Tuhan. bisa kuliah dan bisa melangkah sampai detik ini adalah anugrah yang tak pernah terduka olehku. Memiliki teman-teman yang baik dan kekasih yang setia membuatku seperti tak berkekurangan. Tapi siapa sangka bila masalah tak akan pernah berhenti dalam setiap waktu ini masih berputar. Seperti hal nya aku mengenal Giral, merasakan cinta yang tak terkendali, aku rela lakukan apa saja untuk dia bahagia. Menemaninya dalam setiap dia membutuhkanku. Walau aku tahu dia tidak bisa melakukan sebaliknya. Karena kesibukan dia untuk meraih masadepannya. Dia sering bilang sibuk atau maaf sayang aku sedang ada acara penting, aku pun merelakannya untuk sejenak dia menyelesaikan tugasnya. Walau memang kadang aku marah. Aku kan pacarnya aku juga butuh dia perhatiaan lebih ma aku. Aku juga pengen manja, kayak cewek-cewek lain, tapi dia enggak ngerti. Padahal kita udah kenal lama, kita udah enggak sahabat lagi tapi kita udah sahabat khusus. Tapi kenapa tetap sama aja.?. iya sih aku enggak suka pacaran yang bebas kayak ciuman,bermesraan secara bebas atau berlebihan dan yang lain-lain untuk sehabis menikah. Mungkin ini udah enggak jamannya lagi, tapi prinsipku kuat ingin pacaran sehat sebagai sahabat tapi lebih saling mengenal dan saling menjaga hingga saat menikah kita bener-bener diijinkan untuk memiliki sepenuhnya. Hehehe…walau gitu ada satu hal yang masih bisa toleransi,kayak hukum aja ya…inilah keunikan aku, aku suka dipegang tangannya. Karena dengan gitu aku ngrasa aman, tentram dan dijagain. Cewek mana sih yang enggak suka saat pujaan hatinya gengam erat tangan dan enggak biarin ada cowok lain yang ngodain. Rasanya …aduh, bbbrrrrr….busyet hatiku gemeter saat Giral pertama kalinya pegang tangan aku. Tapi aku dah bilang ma dia kalau pacaran kita hanya boleh ampe pegangan tangan aja, aku enggak bisa lebih karena selebihnya buat kita setelah udah merit. Dan aku seneng banget Giral bisa terima aku apa adanya. Dia enggak marah malah takut kalau aku yang marah. Itu tandanya dia takut kehilangan aku. Hati ini rasanya seneng banget, enggak bisa diungkapin dengan kata-kata. Kadang emang pengen sih bisa cium pipinya bila diantar pulang tapi aku harus tahan, di surga Tuhan melihat, kalau aku belum boleh lakuin itu. Aduh…aku polos banget ya…hehehe atau cewek aneh. Mungkin bila orang-orang pada tahu. Masih temuin cewek yang kayak aku, pasti akan ketawa kali ya, …biarlah, aku Cuma enggak mau ngecewain pesan orangtua.
Melangkah dan akan terus seperti itu. Hidup dan segala macam kenyataan yang harus terpaksa diterima. Aku harus sanggup dan tak boleh kalah. Dari merasakan cinta, keluarga dan sahabat yang akan terus menyalami kehidupanku, karena semua ini adalah lingkaran hati.
***
Malam sudah kembali datang, aku pergi maen dengan Giral. Menelusuri kota jogja yang romantis dengan lampu kuning dan tidak terlalu ramai. Aku jalan berdampingan dengan Giral. Sambil bercanda,ketawa dan ejek-ejekan kecil yang mengiringi kebahagian ketentraman hati. Lalu di depan benteng vendenberg kita istirahat dan duduk berduaan selayaknya orang pacaran. Aku senang dia udah mulai terbiasa dengan hubungan yang terjalin diantara kami. Dia suka banget makan sate, jadi gitulah ada tukang sate lewat, dia pun beli. Lalu kita makan bareng-bareng. Aku pengen nyuapi Giral, tapi kug malu ya…aduh jadi bingung. aku liat banyak yang lagi foto-foto, aku pengen tapi kug rasanya jangan dulu ya, padahal Giral juga nawarin mau motret aku. Tapi kenapa ya setelah kami pacaran…aku jadi pemalu gitu ma dia. Padahal dulu enggak, aku berharap Giral langsung motret gitu aja, tapi harapanku kosong. Hiks…hiks….lain kali mungkin mang aku harus ngajaki dia duluan kali ya,karena Giral mang lebih pendiem daripada aku. Jadi sampai sekitar jam sembilanan , aku ma dia Cuma dudukan dan becandaan hingga aku melihat dia ngantuk dan kami pun memutuskan untuk pulang.
“ kamu cape banget ya say…”
“ enggak kug…pulang yuk”
“yaudah…ayok….”
Kami menuju motor dan boncengan pulang. Aku pengen banget peluk dia, tapi aku enggak berani, apalagi juga dilihat orang enggak baik. Aku bener-bener aneh apa ya….hehehe….hati mau tapi tangan tak sampai hiks…hiks….
“say…maksih ya…” ucap Giral pegang tangan aku
“sama-sama sayang, ati-ati ya…entar kalau dah sampai kost sms ya….”, aku berharap dia agak lama ngobrol dulu, tapi dia langsung cabut. Huft…aku pun jalan masuk ke kamar kost.
Aku selalu bahagia kalau habis jalan ma dia. Sebenarnya tak mau pisah lagi, tapi mau gimana lagi, masih status pacar....seandainya saja kami sudah menikah,aku berharap banget dialah jodohku. Karena aku sudah terlanjur mencintainya.
Aku jadi suka senyum-senyum sendiri. Apa aku sudah gila ya?...hahahahahhaha…..ole sayang Giral….itulah bisik hatiku setiap melangkahkan kaki jalan dengan nya.
***
Berangkat ke kampus, dengan semangat pagi yang masih menyemburkan udara dingin yang menyelimuti tubuh. Aku berlari menuju kelas yang sebentar lagi ditutup oleh dosen. Dengan senyum-senyum tidak punya dosa aku masuk kelas. Dan duduk disamping Delia. Aku mengikuti kegiatan belajar teori hingga sekitar jam setengah sebelas. Habis itu aku dan teman-teman pergi mencari makan, saat kita jalan di koridor menuju lorong keluar gedung. Kita bertemu geng diva. Sangat mengejutkan didalam gerombolan mereka ada satu cowok yang familiar sekali, karena dia adalah mantan Jelita. Kita pun sempat melihat Kevin melihat kearah Jelita. Tapi tatapannya dingin dan hanya sekilas saja. Kevin berjalan dibelakang Misya, dan tangannya saling bergandengan. Ada apa ini? Sepertinya Kevin sudah berganti hati. Aku pikir pria pendiem dan cool seperti dia tak akan tergoda dengan tampang cantik dan mudah disentuh seperti mereka. Tapi memang siapa sih yang enggak mau diberi suapan kelembutan sentuhan-sentuhan cewek, yach… tapi sungguh tak kupercaya saja, mereka bisa menggait cowok manapun. Aku Cuma belum pernah melihat reaksi Giral bila ada mereka, apa yang terjadi? Atau sama saja. Aku harap dia tidak seperti itu, aku jadi kangen banget sama dia….hehehhe….
Aku melihat Jelita dan menanyainya, “ kamu enggak papakan?”
“ mang kenapa?” Jelita tampak biasa saja sambil tersenyum kecil.
“Kevin… apa kamu enggak liat?” sahut Mozza
“ Udahlah ayo makan, udah lapar ni”. Delia menarik tanganku dan mengalihkan pembicaraan dengan sikap lucunya yang selalu buat kita semua tertawa.
Jelita rasanya memang tidak peduli, tapi aku merasakan geganjalan di hatinya. Walau aku tahu, dulu yang memutuskan hubungan mereka adalah Jelita sendiri.
Setelah makan aku pulang ke kost dan saat melangkah sendirian aku melihat Kevin sedang bermesraan dengan Misya. Kevin mencium tangan gadis itu. Yang selama ini aku belum pernah melihat dia melakukannya kepada Jelita. Aku kaget dan suara kakiku pun membuat mereka melihat kearahku.
“ Ada masalah?” ucap Misya padaku.
“ enggak …” aku gugup
“ Mau pulang olli?”
“yups….”,aku langsung berpaling dan melangkah pergi. Rasanya enggak enak sekali mengganggu mereka yang sedang bertabur bunga.
“ Hati-hati….punya mata juga dijaga…” sahut Misya.
“ okey…Thanks…” tanganku melambai ke atas. Sambil batinku sebenarnya juga merasa kesal dengan ucapan Misya. Tapi biarlah, aku kan udah janji ma diriku, buat tidak gampang emosi lagi kayak waktu SMA. Biar orang melihatku lemah tapi aku tetap jaga hati mereka.
Setelah sampai keluar gerbang malah bertemu Giral. Dan aku diajak pergi dulu dengannya. Kita jalan-jalan keliling kota dan menemani Giral makan mie ayam. Dia lahap banget maemnya aku seneng lihatnya. Aku sebenarnya juga pengen tapi sudah kenyang, jadi untuk melegakan tenggorokan aku hanya minum semangkuk es buah sambil ngajakin Giral ngobrol. Dia sepertinya lapar sekali, soalnya jawaban dia Cuma iya dan mengangguk….dasar cowok kalau dah makan konsentrasi banget….hehehehehe..
“ kug senyum-senyum terus sih? Ada apa sayang?”
“ enggak papa…”
“ Gini-gini aku juga merhatiiin kamu lho dari tadi”
“masak sih?....curang ah….”
“ kug Curang….”
“ iyalah….soalnya aku enggak tahu….curi-curi kesempatan ya….hayo….”
“ hih kamu ni gemesi deh….” Giral nyubit lengan ku dan aku membalasnya, lalu kita ketawa bareng-bareng.
Akhirnya dia bertambah dekat lagi, aku merasa seneng walau aku sebenarnya takut kehilangan dia, karena kami berbeda agama. Setiap aku Tanya dia selalu tak mau menjawab dan malah membalikkan keadaan. Dan aku sendiri saja tak tahu harus bagaimana. Yang pasti aku tak mau kehilangan dia. Kita selalu menjadi diam bila sudah membahas itu, akhirnya Giral mengalihkan pembicaraan dan semua baru kembali ceria. Dia suka nyanyi-nyanyi lirih dan aku merasa tentram mendengarnya soalnya dia masih sangat dekat denganku . Tapi dia tak pernah tahu, bila aku selalu ingin berlama-lama denganya. Karena aku bisa berduaan ma dia itu enggak pasti dan jarang. Dia sering sibuk dengan kegiatan dan skripsinya. Tapi jujur kalau dia lebih mentingin pergi dengan teman-temannya aku cemburu. Apalagi kalau udah berduaan membicarakan mantannya. Boring banget deh….soalnya dia selalu nyalahin dia sendiri yang salah yang buat mantannya pada pergi. Padahal dah jelas mantan-mantanya yang enggak bisa ngertiin dia. Pelan- pelan memang aku semakin mengenal karakter orang yang aku sayang ini.
***
Malam merasuk menuju warna gelap yang kelam, udara masih terasa panas. aku duduk didepan kipas angin dan tak lama ponsel berdering. Aku mengangkatnya dan terdengar suara tangis yang membuat aku merinding kaget.
“ Olli……”
“iya….Del…ada apa?”
“ Jevrina buat ulah lagi…”
“maksudnya?”
“ Iya tadi dia lagi-lagi bersikap gila, lama-lama aku stress juga kalau dia kayak gini terus . Tadi jelita juga udah marah-marah ,tapi si jef diam aja. Enggak tahu mau si anak itu apaan? Dia itu temen apa temen sih? rahasia sahabat dekat sendiri diumbar kemana-mana. Dia kayak enggak punya ati tahu!”
Dari cerita Delia membuatku takjup, Jefrina kali ini udah berlebihan. Dia memang anaknya suka ceplas-ceplos. Kita sebagai sahabat juga ampe bingung menanganinya. Di jauhi kasihan tapi kalau makin dekat membuat hati makin terluka. Jefrina memang pinter tapi juga sok pinter. Dia emang care tapi hanya lintasan yang enggak semestinya. Seperti sudah aku katakan dia nyebelin banget karena dia itu dah dewasa tapi hatinya sangat kurang peka. Padahal kita sudah sering dibuat emosi sama dia, dikasih keras enggak paham, dikasih halus buat jengkel. Aduh…..kita harus bagaimana Tuhan hadapi orang yang seperti ini. Sampai membuat temen nangis saja enggak sadar.
“ sabar ya Del, mungkin ini tantangan untuk kita….”
Aku memncoba menenangkan Delia yang memang sedang naik darah. Tak lama dia tenang lalu handpone pun dimatikan. aku mulai dapat menghirup udara dengan lega.
Mentari telah tertidur untuk Bulan
Langit gelap untuk diterangi
Menelisir angin sepoi diantara pepohoan yang mulai terusik
Melambai kekanan kekiri
Terlihat ingin menari untuk sebuah hati yang ingin dihibur
aku berbaring dan mulai menguap. Mataku capek ingin istirahat. Aku mulai memejamkan pelan dan terlelap. Tuhan berikan mimpi indah untuk malam panjang hingga aku bangun dengan hati yang lebih baik.
***
Menaruh sebuah rasa memang tak semudah membalikan telapak tangan. Penuh perjuangan dan tantangan. Inilah kehidupan yang semakin hari akan berlanjut dengan masalah dan penyelesaian. Walau terkadang kita harus jatuh dan mati terlelap dalam mimpi. Kita sering merasa bingung dengan keadaan yang berbanding terbalik dengan akal pikiran dan kita harus dipaksa untuk terima. Sungguh sakit rasanya, tapi inilah kehidupan yang tidak bisa ditawar lagi.
Seperti mentari yang selalu bersinar dipagi hari dan bulan yang akan muncul di malam hari. Semua adalah penataan Tuhan terhadap alam yang tidak bisa dibolak balik. Begitulah kehidupan kita mengenai rasa,cinta dan benci. Semua akan mengikat dalam kehidupan ini. Keluarga yang akan selalu ada, sahabat yang beserta dan kekasih adalah pendamping hidup hingga mati. Semua menjadi dalam deretan kisah hidup kita. Bila sahabat adalah sumber kekuatan, tapi kenapa ada yang baik dan tidak? Inilah pertanyaan yang aku tujukan untuk Jefrina. Aku menatap matanya dengan lembut untuk dia tidak akan memberikan jawaban ketus. Tapi saat langkah ini akan memulai sebuah perkataan semua buyar, tidak bisa muncul dari bibirku. Aku merasa bingung kenapa bibirku tiba-tiba tidak bisa lagi mengeluarkan pernyataan hati. Dan tanpa memandangku lagi, Jefrina pergi menjauh dari mukaku. Aku tidak bisa menahannya ditempat, semua terasa begitu cepat berganti dan hanya satu kalimat yang terucap dari bibirku…” aku akan kehilangan sahabat”.
Lalu aku berjalan menuju Jelita yang sedang duduk cemberut sendirian, aku dengan lemas duduk disampingnya. “ Ada apa Ta?”.
“ aku sebel ma Jefrina, kapan sih dia bisa sadar…bukannya selama ini kita udah sabar dan terima dengan perlakuaannya yang super nyebelin itu. Tapi kenapa juga dia masih saja buat ulah?”.
“aku juga sebel sih, dia masih saja merasa benar dan malah menjauh dari kita. Jujur aku bingung dengan cara berpikir dia. Sebenarnya tadi mau tak ajak bicara tapi melihat mukanya dan dia yang terus saja menghindar membuat aku dah enggak sanggup”.
“ huh….yang salah siapa, yang care sapa?.....”, Jelita mulai sudah enggak tahan dengan semuanya. Jefrina memang sudah sangat keterlaluan. Ternyata bukan Cuma Delia yang sakit hati tapi juga Jelita. Ini cewek benar-benar ember. Enggak bisa jaga rahasia. Kehidupan persahabatan pun menjadi taruhannya. Semua menjadi kacau pecah seperti kaca yang remuk terlindas.
Akhirnya kita berkumpul dengan teman-teman yang lain. Dan Jefrina menjadi tema utama setiap ganjalan hati kita. Dan satu persatu diantara kita mengungkapkan luka hati yang sudah dilakukan Jefrina. Dan gila….sungguh melebihi batas kesabaran manusia. Dimulai dari Delia yang dibongkar rahasianya dan sikapnya yang enggak nyambung sering berbuat neko-neko. Jelita masih ditambah kesal dengan gaya sok care yang tidak membuahkan hasil dan kerjanya hanya membuat enggak bisa menyesuaikan perasaan. Lalu sikap nya yang semakin hari enggak nyambung , hanya peduli dengan kesibukannya sendiri. Padahal dalam hidup berkelompokan bukannya kita harus bisa berpikir realistis tanpa harus disuruh-suruh. Tapi Jefrina berbeda, gadis yang pertama kali aku kenal memiliki hati kebaikan yang penuh keiklhasan, kini berubah menjadi teman yang tidak bisa dikenali lagi. Siapa yang salah, siapa yang menjauh?...semua tidak sesuai jalurnya. Aku berpikir seharusnya Jefrina meminta maaf tapi tidak dia malah langsung merasa tidak diterima lagi dan selalu jauh dengan kebisuan. Seperti rong-rong yang selalu sembunyi didalam rumahnya, aku merasa gemes melihat tingkahnya yang tidak dewasa.
Jelita marah tapi dia masih merasa sedih bila melihat si Jef sendirian, sedang Delia mencoba buat bicara biar Jef bisa mengerti salahnya, tapi dia terus merasa benar dengan berkata kalau dia hanya ingin selalu jujur dalam perkataan. Tapi mikir enggak sih dia udah 20 tahun, harusnya bisa donk berpikir mana masalah yang harus keluar dari bibir atau enggak. Seseorang yang sudah dewasa masih haruskah diajari ngomong dan bertingkahlaku, aku tidak bisa lagi membayangkan jalan hidupnya bila akan selalu seperti ini. Orang yang selalu merasa benar dan egois dengan apa yang dirasakannya sendiri. persahabatan hancur karena ucapan yang tidak bisa diatur, mengungkit kebaikan-kebaikan yang sudah diberi dan masih merasa dirinya sakit sehingga tidak pernah sadar akan kesalahanya. Apakah orang seperti ini dianggap baik? Dan harus dikasih kesempatan lagi?atau dibiarkan saja? Aku bigung menjadi temannya, hingga kita semua kini hanya bisa diam melihat sikap Jef yang semakin menjauh.
***
Siang yang terasa panas dengan suasana yang mulai panas juga. Aku sedang berjalan dengan Jelita di taman belakang kampus. Dan apa yang terjadi, kita melihat Kevin dengan Misya sedang bermesraan. Tatapan Jelita menjadi garang dan memutuskan untuk cepat pergi, aku pun hanya bisa diam dan mengikuti dia yang jalannya semakin cepat saja.
“kenapa Ta?...”
“ enggak papa,Cuma ingin cepat minum es “. Jelita langsung menuju tukang jualan es yang mangkal depan kampus.
Aku tahu Jelita sebel melihat Kevin yang sudah pindah kelain hati. Dan sejak dengan pacar barunya Kevin tak sedikit pun perhatikan posisi Jelita. Bertemu saja tidak ada tegur sapa, apalagi ngobrol. Melihat keadaan ini aku hanya bisa memberi semangat untuk teman cantikku ini. Setelah selesai minum es jelita memutuskan untuk pulang, bersamanya aku diantar sampe kos.Lumayan tidak capek untuk jalan kaki.
Baru saja meletakan tas ada sms dari sayang, aku membacanya dan terkejut. Air mata ini tiba-tiba menetes sangat deras. Aku sangat terpukul dengan kata-katanya, “ sayang aku harap kamu bisa ngurangi rasa sayangmu padaku hingga habis…karena aku diajari untuk mencari jodoh yang seiman”. Aku pun langsung berpikir dia minta putus, tapi aku tidak bisa terima ini . Apakah cara seperti ini dinamakan pria yang bertanggung jawab. Dia rela dijodohkan,dan menghina aku tiada peduli perasaanku. Padahal aku,wanita yang dikenalnya sudah satu setengah tahun dengan keterbukaan pribadiku yang aku ceritakan padanya dan dia sanggup mencintaiku apa adanya serta tak akan meninggalkanku karena wanita lain ,untuk sebuah kesetian cinta yang menjadi komitmen sejak berani berkata pacaran. Aku merasakan suatu kekacauan dalam hatiku. Dialah pria yang membuatku untuk merasakan cinta yang benar-benar cinta. Semakin kami berbicara perkataannya semakin ngawur dan melukaiku. aku terpaksa terima karena dia berkata denganku tidak senyaman dengan wanita yang sedang ada disampingnya sekarang, cintanya padaku sudah hilang karena wanita yang baru masuk dalam hidupnya itu. Baru saja meredam emosi sahabatku, kini aku yang hancur…..
***
Aku melihat dia bukan dari fisik,materi,kelebihan…. Tidak semua itu,tapi aku lihat dari kekurangannya hingga kesempurnaan dia yang membuat aku jatuh cinta. Aku tahu sejak awal aku sudah takut karena perbedaan keyakinan diantara kita. Tapi dia sanggup menyakinkanku bila itu tak masalah buatmu. Sering aku tanyakan dia jawab,pikir nanti saja. Dan kini dia pergi dengan keputusannya sendiri tanpa pedulikan aku. Padahal semua sejak awal sudah aku tanyakan mengenai masalah terbesar diantara kita. Aku pernah kaget saat dia mengajak aku nonton film soal pacaran beda agama. Dari situ sebenarnya aku udah enggak tahan,aku takut dia akan meninggalkan aku.
Dan parahnya, kenapa rasa tidak terimaku dia tambah dengan alasan perjodohan yang sulit aku terima dengan akal sehatku. Kenapa dia jadi sejahat ini, Aku dah bingung ingin berkata apalagi. Kenapa kenyataan cintaku seperti ini, Giral yang aku kenal kalem,lembut,setia serta sangat memperdulikan orang sekitarnya , melakukan hal sakit ini terhadap aku…pacarnya. Aku orang yang sudah lama mengisi hari-harinya. Jujur baru saja aku merasa dia benar-benar berubah, rela memberikan waktunya untuk menemuiku disaat dia sebenarnya punya rencana lain. Aku masih ingat malam itu kami jalan-jalan hingga waktu yang cukup malam. Aku temani dia makan dan aku seneng banget ada disamping dia. Aku pun ingin semakin dekat dengannya,yang selama ini aku masih malu. Aku ingin memberikan perhatian yang lebih padanya. Rasa yang lebih dari sebelumnya. Aku merasakan rindu yang makin hari berganti,rasa ini kuat dalam ukiran waktu. Aku hanya ingin dia tahu, bila hati ini hanya ingin dia saja yang punya. Tapi dia telah pergi dan aku tak tahu bisa bertemu dia lagi tau tidak sama sekali. aPakah dia akan kembali? Aku tak tahu lagi harus berpikir seperti apa. Aku hanya tahu hingga detik ini, dia menjauh, aku masih sangat mencintai dan merindukannya. Biarlah dunia mengatakan aku bodoh, aku Cuma tak ingin membohongi hatiku sendiri. Dialah semangat hidupku, yang pergi menjauh untuk perasaannya sendiri.
Sedangkan Cinta sejati yang membuat hidup ini harus sanggup mengalah dan berkorban. Aku tak sanggup membawanya bila dia semakin jauh seperti ini. Aku butuh dia selalu,karena di dalam dialah cinta ini tumbuh dan berkembang. Aku sungguh merindukannya saat ini, tapi dia semakin terbang jauh meninggalkanku. Aku harus bagaimana Tuhan? sebenarnya cinta apa yang sedang aku rasakan ini. Aku benar-benar seperti burung yang kehilangan sayapnya, aku pikir akan selalu bisa terbang tapi ini kembali patah dan lepas. Hampir tiap langkahku, namanya terus muncul dalam ingatanku. Bayangan senyuman dan suara nya senantiasa memenuhi pikiranku. Tanpa terencana semua muncul begitu saja. Kenapa kau pergi?...
Cinta adalah hembusan nafasku
Merasakanya begitu indah
Membelainya terasa dekat
Menjahuinya sungguh merindukan
Cinta memang penuh makna
Tiada cinta aku rapuh
Dialah rusuk kepercayaan
Harapan setiap langkah
Aku hanya ingin dia
Tapi kenapa dia pergi?
Apa aku yang keras kepala?
Aku cinta kamu
Untukmu cinta,
Menaruh harap dan keyakinan
Mengisi butiran hati aku berkorban
Hatiku perih, lelah …
Kau yang sudah mengerti aku
Pergi tanpa peduli
Lara hatiku berbekas,tiada makna
Kau berani menyangkal cinta
Hatimu ada dimana?
Puaskah kau lakukan ini,…
Dan kini aku semakin meredup?
Seperti burung yang tak bisa berkicau,
Itulah yang aku rasakan…Biarkan kau untuk jauh.
Batinku tersiksa,mati…
Ku ucap Selamat jalan cinta
Untuk kau dapatkan hidupmu bahagia
***
Aku sungguh marah atas kepergiannya, rasa yang baru saja aku nikmati untuk mengikat hatiku, kini telah pergi tiada pikirkan janji cinta yang indah. Aku merasakan mati terkapar dalam lembah yang sangat dalam hingga tidak bisa bangun lagi. Aku tak percaya dengan apa yang sudah dia lakukan padaku. Rasanya aku sudah mencintai orang yang benar, tapi kini menjadi seberkas kebencian. Dulu aku merasa dialah cinta abadi sebagai anugrah Tuhan yang sangat bernilai, tapi semua sudah berlalu dan hanya ingin tersimpan dalam kenangan. Cinta yang aku pupuk dengan benang sutra kini terputus sudah…. Harapan indah sirna dengan hirupan nafas kesendirian. Aku tak kuasa menahanya, aku juga bingung dengan cinta dan rindu ini. Aku hanya ingin satu kepastian tapi dia berikan untuk salam perpisahan.
Dari percintaan yang bersemi lalu kembali mengering, persahabatanku juga hancur dengan Jefrina. Dia tidak sadar dan masih saja benar dengan sikapnya. Tidak paham membuat hati orang lain terluka, malahan berganti sahabat. Hingga akhirnya kita tak ingin membahasnya lagi, berpikir biarlah dia mencari jalan hidupnya sendiri. karena kita juga sudah berusaha menyadarkanya untuk mendekati terlebih dulu supaya dia tidak mengulangi sikap konyolnya yang ember dan ceplas ceplos tanpa liat hati lawan bicaranya. Dan rasaku juga tidak pernah membencimu teman, kita semua hanya ingin kamu berubah.
Aku berharap dengan Jefrina menjauh dia akan mendapatkan pelajaran yang lebih hebat, hingga dia bisa mendewasakan diri. Dan belajar untuk apa yang dilakukannya itu belum tentu benar. Masih sangat banyak masalah yang akan dia hadapi dengan orang-orang barunya itu. Lalu dengan Jelita aku berharap dia lebih bisa tenang dan tetap semangat, aku percaya banyak pangeran yang lebih baik dari Kevin. Untuk teman-teman yang lain semangat ya….kalian juga akan lebih bermakna dalam hidup yag terus berjalan ini. Sedangkan untuk aku, biarkan cintaku pergi, aku harus bisa bertahan hingga dia sadar cinta ini bukanlah sekedar cinta biasa, pergi tanpa peduli, jangan berikan cinta bila pada akhirnya kamu dengan tegas ingin menjadi orang jahat di depanku. Karena cinta tidak akan membenci. Cinta hanya ingin dikasihi, dan cinta jangan dipaksa untuk dihilangkan, karena sayang itu akan abadi. Walaupun tidak bisa bersama, rasa sayang tak kan bisa terhapus. Aku bohong pernah berkata benci, aku terpaksa terima keputusan kamu pergi,dan kini aku hanya bisa bilang “ aku hancur, terluka….aku sangat cinta kamu, sayangku”.
***
Dua bulan kemudian…
Waktu terasa sangat cepat, hingga tidak terduga aku jalani hari-hariku sendiri tanpa Giral lagi. Aku merasakan sepi yang sangat sepi. Berpisahan yang tak pernah aku harap ini benar-benar menenggelamkanku. Aku merasakan rindu yang sangat dalam hingga rasanya mematikan jiwa dan ragaku. Aku sadar aku masih sangat cinta dia. Sudah banyak harapan yang aku inginkan dari hubunganku dengannya, yang sudah tinggal masalalu. Mimpiku hancur, sakitku membekas dan rasa maafnya pun tidak bisa menghapus. Kenapa seperti ini ? padahal aku ingin belajar ikhlas dan sabar. Baru kali ini aku susah buat mengampuni kesalahan orang lain. Tiap aku berdoa , rasanya pecahan-pecahan hatiku masih belum bisa disatukan. Aku masih selalu sms dia, tapi pada akhirnya aku melalukan kebodohan yang membuat dia semakin jauh. Dia sudah tak mungkin kembali lagi. Tapi kenapa hati ini tidak sadar juga. Selalu berharap dan berharap, aku lihat gelang biru ditanganku yang sempat aku lepas kini kupake lagi, boneka Iyuw yang aku sembunyikan di lemari, sudah kembali aku peluk lagi. Semua masih terasa indah untuk aku tinggalkan. Tapi apa daya bila sang pangeran sudah berkata “ tidak “dengan sangat tegas hingga hatiku robek. Aku tak tahu sampai kapan aku bisa bertahan? Aku sayang kamu Giral.
Setiap malam sepi aku hanya bisa menangis dan air mata ini terus saja mengalir bersamaan rasa rinduku padanya. Dia yang sudah membuat aku terluka, dialah yang sudah mengajarkan aku untuk mengenal cinta hingga sebesar ini. Aku memang memujanya, bagiku dia terbaik walau semua sudah sirna dengan dia memilih untuk pergi dari hidupku. Kenapa takdir cintaku seperti ini? Salahkah aku sudah menaruh hati, apakah kisah cintaku baru akan dimulai? Rasanya sungguh pahit, kadang aku iri lihat kisah cinta orang lain, menyelesaikan masalah bukan dengan perpisahan dan mereka bisa. Kenapa aku merasa susah terima ini semua? Apa salah kita beda agama?...kenapa perbedaan agama selalu jadi penghalang?bukannya cinta datang adalah takdir. Tuhan itu memang selalu adil, tapi aku merasa tidak sanggup. Cinta ini sudah terlalu besar, karena semuanya sudah aku perhitungkan. Tapi kenapa masih juga salah ?...cinta bagai mentari yang ingin selalu bersinar, tak ingin diredupkan karena cinta segalanya menjadi indah.
Ku ucap selamat tinggal. Bukan karena aku kalah atau mengalah. Aku hanya ingin lihat kamu bahagia. Masihkan ingat janjiku, “ membuatmu bahagia Giral”.
The end
Tidak ada komentar:
Posting Komentar